Karya: Sholehah Reffa Marsuci
SMPN 1 KAUMAN PONOROGO
Brem padat merupakan salah satu makanan khas daerah Madiun. Brem padat terbuat dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan,yang merupakan hasil dari fermentasi ketan yang diambil sarinya saja dan kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor 0369-90, brem padat didefinisikan sebagai makanan padat yang terbuat dari penguapan sari tape ketan dengan penambahan pati yang dapat larut. Dalam 100 gram grem terdapat kandungan gula sebesar 65,18 gram, pati 4,5 gram, air 18,87 gram, lemak 0,11 gram dan protein sebesar 0,42 gram.
Dulu, sangat banyak masyarakat yang begitu menyukai panganan yang satu ini. Apabila mereka mendengar kata “Madiun” hal pertama kali yang mereka bayangkan pastinya adalah brem. Banyak sekali kedai oleh-oleh yang menawarkan makanan dengan warna dan rasa yang khas ini.
Meskipun pada tahun 2016 sampai 2017 produksi brem mengalami peningkatan, namun faktanya justru para turis asinglah yang lebih banyak menyukai makanan ini daripada masayarakat lokal. Sebenarnya, apakah yang membuat minat masyarakat lokal akan brem menurun? Bentuk dan rasa brem yang tidak banyak mengalami perubahanlah yang membuat masyarakat terutama generasi muda tidak lagi menjadikan brem sebagai buah tangan andalan.
Untuk meningkatkan serta mempertahankan minat masyarakat terhadap brem dibutuhkan bahan baku lain yang dapat meningkatkan mutu dan eksistensi brem tersebut. Bahan tersebut bisa berasal dari buah-buahan. Salah satunya yaitu buah pepino. Pepino adalah buah yang masih satu family dengan keluarga terong. Buah pepino berasal dari pegunungan Ander di wilayah Peru dan Chile, Amerika Selatan.
Di Indonesia bibit pepino pertama kali didatangkan pada masa penjajahan Belanda. Ukuran dari buah pepino kira-kira sebesar ubi jalar, tekstur kulitnya yang mulus seperti buah apel, dan warnanya yang belang-belang ungu
yang sangat unik, serta rasanya sedikit manis, tidak asam dan tidak pahit (Almatsier, 2010). Di dalam 100 gram pepino terdapat energi sebesar 80 kkal, karbohidrat 22 gram, protein 0,6 gam, serat 5 gram dan beta karoten 26,6 gram.
Berdasarakan latar belakang di atas, penulis turut berpartisipasi dalam memberi inovasi berupa gagasan yang berjudul “Brem Pepino Sebagai Olahan Baru Kaya Beta Karoten Penunjang Sumber Kehidupan”. Brem pepino
merupakan salah satu inovasi dari buah pepino yang berguna sebagai bahan dasar dalam pembuatan brem.
Proses pembuatan brem pepino terdiri dari beberapa tahap yaitu: pertama, kupas kulit buah pepino hingga bersih. Kedua, buang bagian biji dari buah pepino. Ketiga, potong buah pepino dalam bentuk dadu. Keempat, cuci buah pepino hingga bersih. Kelima, taburi buah pepino dengan ragi dan diamkan selama 8 hari. Keenam, rebus pepino hingga medidih. Ketujuh, ambil air rebusan fermentasi buah pepino lalu tuangkan ke dalam loyang dan biarkan hingga mengeras. Dan Brem Pepino pun siap dinikmati.
Brem Pepino memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari buah pepino yang belum banyak termanfaatkan selama ini dan dapat meningkatkan nilai pendapatan masyarakat karena dapat menghasilkan barang dengan daya jual tinggi. Buah pepino sendiri juga memiliki manfaat misalnya: menyembuhkan penyakit stroke, darah tinggi, gangguan pencernaan, maag, sembelit, dan diabetes militus atau kencing manis.
Selain memiliki keunggulan, BREM PEPINO juga memiliki kelemahan yaitu proses pembuatan yang masih sangat sederhana dan tenaga yanga kurang memadai. Sehingga belum mampu menghasilkan produk dalam skala besar.
Apabila BREM PEPINO dapat diproduksi dalam jumlah yang besar, maka hal ini dapat meningkatkan sekaligus mempertahankan minat masyarakat terhadap brem sebagai panganan tradisional dengan cita rasa yang khas dan
selalu digemari masyarakat Indonesia maupun masyarakat mancanegara.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Des 31 2018
BREM PEPINO SEBAGAI OLAHAN KULINER BARU KAYA BETA KAROTEN PENUNJANG SUMBER KEHIDUPAN
Karya: Sholehah Reffa Marsuci
SMPN 1 KAUMAN PONOROGO
Brem padat merupakan salah satu makanan khas daerah Madiun. Brem padat terbuat dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan,yang merupakan hasil dari fermentasi ketan yang diambil sarinya saja dan kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor 0369-90, brem padat didefinisikan sebagai makanan padat yang terbuat dari penguapan sari tape ketan dengan penambahan pati yang dapat larut. Dalam 100 gram grem terdapat kandungan gula sebesar 65,18 gram, pati 4,5 gram, air 18,87 gram, lemak 0,11 gram dan protein sebesar 0,42 gram.
Dulu, sangat banyak masyarakat yang begitu menyukai panganan yang satu ini. Apabila mereka mendengar kata “Madiun” hal pertama kali yang mereka bayangkan pastinya adalah brem. Banyak sekali kedai oleh-oleh yang menawarkan makanan dengan warna dan rasa yang khas ini.
Meskipun pada tahun 2016 sampai 2017 produksi brem mengalami peningkatan, namun faktanya justru para turis asinglah yang lebih banyak menyukai makanan ini daripada masayarakat lokal. Sebenarnya, apakah yang membuat minat masyarakat lokal akan brem menurun? Bentuk dan rasa brem yang tidak banyak mengalami perubahanlah yang membuat masyarakat terutama generasi muda tidak lagi menjadikan brem sebagai buah tangan andalan.
Untuk meningkatkan serta mempertahankan minat masyarakat terhadap brem dibutuhkan bahan baku lain yang dapat meningkatkan mutu dan eksistensi brem tersebut. Bahan tersebut bisa berasal dari buah-buahan. Salah satunya yaitu buah pepino. Pepino adalah buah yang masih satu family dengan keluarga terong. Buah pepino berasal dari pegunungan Ander di wilayah Peru dan Chile, Amerika Selatan.
Di Indonesia bibit pepino pertama kali didatangkan pada masa penjajahan Belanda. Ukuran dari buah pepino kira-kira sebesar ubi jalar, tekstur kulitnya yang mulus seperti buah apel, dan warnanya yang belang-belang ungu
yang sangat unik, serta rasanya sedikit manis, tidak asam dan tidak pahit (Almatsier, 2010). Di dalam 100 gram pepino terdapat energi sebesar 80 kkal, karbohidrat 22 gram, protein 0,6 gam, serat 5 gram dan beta karoten 26,6 gram.
Berdasarakan latar belakang di atas, penulis turut berpartisipasi dalam memberi inovasi berupa gagasan yang berjudul “Brem Pepino Sebagai Olahan Baru Kaya Beta Karoten Penunjang Sumber Kehidupan”. Brem pepino
merupakan salah satu inovasi dari buah pepino yang berguna sebagai bahan dasar dalam pembuatan brem.
Proses pembuatan brem pepino terdiri dari beberapa tahap yaitu: pertama, kupas kulit buah pepino hingga bersih. Kedua, buang bagian biji dari buah pepino. Ketiga, potong buah pepino dalam bentuk dadu. Keempat, cuci buah pepino hingga bersih. Kelima, taburi buah pepino dengan ragi dan diamkan selama 8 hari. Keenam, rebus pepino hingga medidih. Ketujuh, ambil air rebusan fermentasi buah pepino lalu tuangkan ke dalam loyang dan biarkan hingga mengeras. Dan Brem Pepino pun siap dinikmati.
Brem Pepino memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari buah pepino yang belum banyak termanfaatkan selama ini dan dapat meningkatkan nilai pendapatan masyarakat karena dapat menghasilkan barang dengan daya jual tinggi. Buah pepino sendiri juga memiliki manfaat misalnya: menyembuhkan penyakit stroke, darah tinggi, gangguan pencernaan, maag, sembelit, dan diabetes militus atau kencing manis.
Selain memiliki keunggulan, BREM PEPINO juga memiliki kelemahan yaitu proses pembuatan yang masih sangat sederhana dan tenaga yanga kurang memadai. Sehingga belum mampu menghasilkan produk dalam skala besar.
Apabila BREM PEPINO dapat diproduksi dalam jumlah yang besar, maka hal ini dapat meningkatkan sekaligus mempertahankan minat masyarakat terhadap brem sebagai panganan tradisional dengan cita rasa yang khas dan
selalu digemari masyarakat Indonesia maupun masyarakat mancanegara.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.