Meng-update Kompetensi Guru SMPN 1 Kauman

Munculnya  Covid-19 telah memporak-porandakan semua segi kehidupan. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Perubahan yang sangat drastis mendorong perubahan pola pikir guru sebagai garda terdepan dalam merancang skenario pembelajaran, memaksa guru untuk drastis berbenah menyesuaikan perkembangan zaman. Keadaan memaksa guru untuk mengajar secara online yang tak pernah disangka sebelumnya. Guru harus menghadirkan konten-konten belajar yang interaktif untuk menggantikan keberadaan fisik guru.  Dari sinilah timbul masalah. Masih banyak guru-guru yang mengajar online tetapi  hanya sekedar memindahkan perintah untuk mengerjakan LKS yang di-online-kan. Luring yang dipaksakan daring. Akibatnya timbul kejenuhan yg luar biasa bagi anak-anak. Anak tak mau lagi mengikuti kegiatan pembelajaran yang membosankan. Untuk itulah, maka diperlukan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan interaktif.

Atas dasar itulah maka SMPN 1 Kauman mengadakan kegiatan workshop peningkatan mutu guru dalam membuat media pembelajaran interaktif berbasis IT. Menurut Siswanto S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 1 Kauman, workshop ini akan dilaksanakan selama 3 hari, mulai tanggal 5 s.d. 7 November, dan nantinya dari workshop ini harus menghasilkan produk berupa media yang interaktif.

Workshop ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Ir. Endang Retno Wulandari, M. M., juga diisi oleh Kabid Pembinaan SMP, Soiran, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan mengajak guru-guru harus adaptable terhadap semua perubahan. “Dalam masa pandemi Covid-19 ini awalnya kita memang mengalami kebimbangan, mau dibawa kemana dunia pendidikan kita. Bagaimana dengan kondisi belajar anak-anak kita. Tetapi kini kita sudah mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi ini. Dengan membangun semangat dan optimisme serta selalu berinovasi menciptakan sesuatu yang baru, kita akan adaptable dengan kondisi apapun. Karena sesungguhnya hakekatnya dunia ini selalu mengalami perubahan. Kita juga harus berubah sejalan dengan perubahan dunia itu. Kita harus senantiasa meng-update pengetahuan demi memperbaiki pelayanan terhadap anak didik kita”.

Kepala Dinas Pendidikan juga mengajak para guru untuk memahami esensi dari Merdeka Belajar yang telah dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim. Merdeka belajar tidak hanya bermakna tentang kebebasan bagi para guru berupa kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif tetapi juga mendorong guru untuk memahami pentingnya literasi, numerasi dan survei karakter. Literasi tidak hanya sekedar membaca, tetapi bagaimana siswa mampu menganalisis isi bacaan secara utuh dan mampu memecahkan persoalan di balik konsep bacaan itu. Sedangkan kemampuan numerasi adalah kemampuan siswa menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata. Dan terakhir adalah survei karakter yang berupa penerapan karakter yang harus dilakukan oleh siswa dalam berbagai contoh kasus yang dicontohkannya. Jika guru selalu berubah, terus berinovasi memperbarui keterampilan mengajarnya, maka peringkat PISA (Programme for International Student Assesment) yang selalu menempatkan Indonesia selalu berada di 10 besar terbawah akan segera melejit naik, begitu kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, dalam sambutannya.

Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMP dalam paparannya menyampaikan persiapan pembelajaran tatap muka yang akan segera dilakukan oleh sekolah SMP baik negeri maupun swasta. Mengingat Kabupaten Ponorogo sekarang berada pada zona kuning, maka sekolah-sekolah yang belum menjadi uji coba PTM sedang diusulkan ke Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Ponorogo, untuk diijinkan masuk sebesar 30%. Demikian juga SMPN 1 Kauman juga wajib melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka sebanyak 30 persen saja dari jumlah siswa secara keseluruhan. Jam tatap muka dibatasi, yaitu masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 10.45. Pada saat istirahat, yaitu pukul 09.30 s.d. 09.45, siswa tidak boleh keluar kelas dan bergerombol bersama teman-temannya, tetapi wajib berada di kelas dan ditunggui oleh guru. Satu kelas hanya diisi oleh 16 siswa dengan tempat duduk yang diatur secara berjarak. Setiap jenjang hanya masuk 2 kali dalam seminggu. Sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan, baik sejak keberangkatan siswa, protokol kedatangan siswa di sekolah, protokol pada saat proses belajar mengajar, sampai protokol kepulangan siswa harus dilaksanakan sebaik-baiknya, agar nantinya sekolah-sekolah tidak menjadi klaster baru dalam penularan Covid-19.

Kegiatan Pembuatan Media Interaktif pada hari kedua, Jum’at, 6 Nopember 2020